Jumat, 03 Mei 2013

Etika & Profesionalisme TSI

Sekarang ini sedang tren media sosial di masyarakat, tetapi tren tersebut menimbulkan kebebasan tanpa batas.

Kebebasan tanpa batas di dunia media sosial bukan berarti tidak ada etika yang membatasi mana yang boleh atau tidaknya kita memanfaatkan media ini. Pengaturan etika dalam dunia sosial mempunyai tujuan untuk pengguna media sosial tidak terkena kejahatan atau penipuan ataupun hal yang tidak diinginkan. 

Dalam beretika kita sebagai pengguna perlu memperhatikan hal berikut : 

Jangan terlalu mengumbar kehidupan pribadi.

Tersedianya kolom untuk menshare apa yang ingin tulis bukan berarti semua harus di umbar dalam media sosial apalagi sesuatu yang sensitif dan sangat pribadi. Misalnya mengenenai keuangan, hubungan percintaan, tentang kehidupan keluarga, atau tentang kejengkelan dengan seseorang. Sebaiknya kita sebagai pengguna jangan lakukan hal tersebut simpan untuk konsumsi pribadi saja jangan di publish untuk berita publik. Yang nantinya akan jadi bahan perbincangan yang tidak menyenangkan. Yang akan rugi pengguna itu sendiri

Personal information. 

Apabila hanya menggunakan media sosial untuk eksistensi, tempat galau, dan atau berkicau maka sebaiknya jangan mencantumkan informasi terlalu detail seperti alamat rumah, nomor telepon atau handphone karena akan mengundang tindak kejahatan atau dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggung jawab. Jika sudah seperti itu akan berbahaya kan.

Jangan berbicara SARA, PORNOGRAFI, atau kata-kata provokator negatif. 

Tentunya bagi negara kita yang beraneka ragam suku dan agama, hal yang berbau SARA sangat sensitif dan gampang menyulut perdebatan bagi pihak lain. Jangan pula menaruh foto-foto yang berbau pornografi karena hal ini selain tidak sangat sopan, apalagi foto pribadi yang tidak senonoh. Hal-hal tersebut akan mengundang respon yang beragam dari berbagai pihak lebih parah bisa mengarah pada tindakan kriminal atau asusila dan pencemaran nama baik.

NO Twitwar. 

Bagi pencinta twitter yang suka berkicau dengan 140 karakter harus memperhatikan hal ini. Jangan memposting sesuatu yang dapat menyinggung perasaan orang lain baik sengaja atau tidak. Ketika ada postingan mengenai masalah orang lain jangan mencoba masuk kedalamnya dengan membalas postingan atau hanya sekedar RT ( retweet ) istilah dalam twitter. Intinya adalah sebagai sesama pengguna tetap harus menghormati dan menghargai.

Jangan overacting atau overposting. 

Tidak semua yang sedang kita lakukan, atau dimana, atau bersama siapa harus di posting ke akun media sosial pribadi. Hal ini akan mengganggu kontak lain dalam daftar tmen kita, dan hati-hati ketika posting tempat keberadaan kita semisalnya lagi di mall, kejahatan bisa saja mengintai. Nah jika sudah bgini yang celaka kita sendiri.

Hmm.. sebenarnya pemakaian media sosial ini tidak terbatas ataupun dibatasi, tetapi dalam kehidupan bermasyarakat kita harus saling menghargai privacy diri sendiri dan orang lain yaitu dengan menggunakan etika. Harus diperhatikan etika dalam menggunakan bahasa, etika ketika berbicara, dan etika menulis. Salah-salah jika pengguna tidak mempunyai etika dapat berurusan dengan hukum.